Seiring berkembangnya ilmu material, semakin banyak material yang dikembangkan dan digunakan. Hingga beberapa dekade lalu, munculnya material serat berkinerja tinggi telah mendorong pembaharuan pelat antipeluru. Berat selalu menjadi parameter penting saat memilih produk militer, tetapi tingkat perlindungan yang tinggi selalu membawa bobot yang besar, yang telah lama menjadi masalah bagi kita. Namun, munculnya material berkinerja tinggi telah mengatasi masalah ini (pelat PE jauh lebih ringan daripada pelat logam atau keramik dengan tingkat perlindungan yang sama.)
Ada dua jenis pelat bahan serat berkinerja tinggi di pasaran: pelat PE dan pelat aramid. Karena semuanya adalah pelat yang terbuat dari bahan serat berkinerja tinggi, apa perbedaan di antara keduanya? Berikut ini adalah penjelasan singkatnya.
1. Pelat PE
PE di sini mengacu pada Ultra High Molecular Weight Polyethylene (UHMW-PE). Produk-produk polietilena dapat dilihat di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari kita, seperti kantong plastik dan botol minuman yang sering kita gunakan, yang sangat stabil dan sulit terurai. Selain itu, PE memiliki banyak keunggulan seperti tahan suhu rendah, tahan sinar ultraviolet, tahan air yang hebat, dan ringan, yang semuanya menjadikannya bahan yang ideal untuk membuat pelat antipeluru, dan pelat PE telah dianggap sebagai produk yang relatif mewah di pasar pelat antipeluru saat ini.
Namun, ada beberapa pertimbangan saat membeli dan menggunakan pelat PE: pelat ini rentan terhadap suhu tinggi, sehingga hanya dapat digunakan pada suhu di bawah 80 ℃. Kinerja PE biasanya menurun dengan cepat pada suhu 80 ℃, dan mulai mencair pada suhu 150 ℃. Oleh karena itu, pelat PE tidak direkomendasikan untuk digunakan di lingkungan bersuhu tinggi seperti Timur Tengah.
Selain itu, dengan ketahanan mulur yang buruk, peralatan PE selalu mengalami deformasi secara perlahan di bawah tekanan berkelanjutan. Oleh karena itu, ekstrusi jangka panjang harus dihindari saat menggunakan peralatan antipeluru PE. Namun, masalah ini dapat diatasi dengan teknologi khusus, dalam beberapa hari terakhir. Misalnya, dengan penerapan teknologi baru, peralatan antipeluru Newtech bekerja dengan sangat baik di bawah tekanan jangka panjang.
2. Pelat aramid
Aramid, yang juga dikenal sebagai Kevlar, lahir pada akhir tahun 1960-an. Aramid merupakan serat sintetis berteknologi tinggi baru dengan ketahanan suhu tinggi yang kuat, anti korosi yang hebat, ringan, dan sangat kuat, serta telah banyak digunakan di berbagai bidang, termasuk peralatan antipeluru, peralatan bangunan dan elektronik, dan sebagainya. Dibandingkan dengan PE, aramid memiliki ketahanan panas dan ketahanan mulur yang lebih baik. Oleh karena itu, pelat aramid lebih cocok untuk area bersuhu tinggi.
Namun, aramid memiliki dua kekurangan yang fatal: Pertama, aramid rentan terhadap sinar ultraviolet. Aramid akan selalu terdegradasi saat terkena sinar ultraviolet. Kedua, aramid mudah terhidrolisis. Bahkan di lingkungan yang kering, aramid akan tetap menyerap kelembapan di udara dan secara bertahap terhidrolisis. Oleh karena itu, peralatan aramid tidak boleh digunakan atau disimpan di lingkungan dengan sinar ultraviolet yang kuat dan kelembapan yang tinggi untuk waktu yang lama. Semua kekurangan ini telah membatasi penerapan Aramid lebih lanjut dalam industri antipeluru.
Terlebih lagi, karena struktur materialnya, pelat aramid sedikit lebih berat daripada pelat PE dengan tingkat perlindungan yang sama, dan karena sumber aramid yang terbatas, harga pelat aramid jauh lebih mahal daripada pelat PE.
Di atas adalah pengantar karakteristik sisipan antipeluru PE dan aramid. Kedua pelat memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Oleh karena itu, kita harus mempelajari lingkungan pertempuran dengan saksama, dan membuat pilihan rasional berdasarkan faktor lingkungan aktual dan keadaan pribadi Anda. Misalnya, di wilayah Timur Tengah yang panas dan kering sepanjang tahun, Anda harus memilih pelat aramid, sementara di beberapa daerah yang iklimnya basah dan cahayanya kuat, pelat PE akan lebih baik.