Kita biasanya bisa melihat adegan seperti ini di film: tembak-menembak meletus, peluru terbang, dan protagonis diserang oleh peluru di dada, tetapi seperti yang dapat diperkirakan, dia sadar kembali dan membuka jaketnya untuk menampilkan rompi anti peluru yang utuh dengan peluru yang sempurna berbentuk jamur akibat dampak. Apakah rompi anti peluru seperti itu benar-benar ada dalam kehidupan nyata, atau hanya ada di film?
Rompi anti peluru dan pelat baju besi keras telah menjadi peralatan standar untuk penegak hukum dan militer. Namun, baju besi lunak memiliki tingkat perlindungan yang rendah dan hanya dapat menahan serangan peluru berkecepatan rendah, sedangkan peluru berkecepatan tinggi hanya bisa ditahan dengan bantuan pelat baju besi keras yang biasanya dimasukkan ke dalam rompi lunak untuk memberikan perlindungan tambahan. Dibandingkan dengan baju besi lunak, penyisipan pelat keras jauh lebih berat, tetapi pelat keramik komposit biasa semuanya dapat memenuhi kebutuhan orang terhadap bobot, kinerja, dan harga. Saat ini, ada banyak jenis keramik anti peluru, di antaranya silicon carbide (karbida silikon) selalu dianggap sebagai material ideal untuk membuat peralatan anti peluru berdasarkan kekuatannya yang tinggi dan bobotnya yang lebih ringan. Karbida silikon (SIC) memiliki dua struktur kristal utama, kubus β-SIC dan heksagonal α-SIC. Karbida silikon adalah senyawa dengan ikatan kovalen yang kuat, dan ikatan ion Si-C hanya sekitar 12%, yang memberikan banyak keuntungan pada SIC, seperti sifat mekanis yang lebih baik, ketahanan oksidasi yang besar, ketahanan aus yang baik, dan koefisien gesekan yang rendah. Selain itu, ia juga memiliki stabilitas termal yang baik, kekuatan panas tinggi, ekspansi termal rendah, konduktivitas termal tinggi, ketahanan terhadap goncangan termal, serta ketahanan terhadap korosi kimia, dll. Semua ini membuat SIC dipilih oleh para ahli militer dari berbagai negara dan telah mendapatkan aplikasi luas di banyak bidang. Namun, SIC juga memiliki kelemahan fatal---struktur molekulnya menentukan kekerasan rendahnya. Ketika dampak terjadi, dengan kekuatan super-tinggi SIC tentu saja dapat menahan energi kinetik besar peluru dan langsung menghancurkan peluru menjadi potongan-potongan, selama proses tersebut karena kekerasan rendah, SIC retak atau bahkan pecah menjadi fragmen. Oleh karena itu, pelat SIC tidak dapat menahan tembakan berulang, dan hanya bisa digunakan sebagai pelat sekali pakai. Namun, menurut banyak peneliti di bidang molekul material, kekerasan rendah SIC secara teoretis dapat dikompensasi dan diatasi dengan mengontrol proses sintesis dan pembuatan serat keramik. Jika berhasil, hal ini akan sangat meningkatkan aplikasi SIC di bidang anti peluru, menjadikannya material paling ideal untuk membuat peralatan anti peluru.